Dikaji melalui 4 pendekatan yaitu Sosiologisme, Antroposentrisme,
Biologisme dan Teosentrisme
Alasan pertama saya membuat postingan ini sebenarnya untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Sosiologi Antropologi.
Hai nama saya Novyanti Eka Wulandari. Panggil saja saya Eka. Saya
merupakan Mahasiswa Baru Psikologi UPI 2015. Kali ini saya akan menceritakan
pengalaman pertama saya masuk Psikologi.
Langsung aja yaaa…
Awalnya saya memang ingin masuk Psikologi
tetapi bukan di UPI, karena saya tidak tahu kalau di UPI itu ada jurusan
Psikologi. Rencananya saya ingin masuk Teknik Geologi UNPAD dan Psikologi UNPAD
tetapi karena alasan kesehatan saya mengurungkan niat untuk masuk jurusan itu.
Beberapa bulan menuju Ujian Nasional, saya
malah masuk Rumah Sakit. Sedih yaa… Pada bulan Januari, saya diharuskan untuk
diambil tindakan
segera karena paru-paru kiri saya hanya 10% lagi bisa
digunakan.
3 bulan lagi Ujian Nasional, tapi saya
masih saja berbaring di ranjang dengan jarum yang masih menempel di lenganku,
saya sempat berfikir, apakah saya masih bisa mengikuti Ujian Nasional ya?
Sesekali saya melupakan hal itu agar dapat beristirahat dengan maksimal.
Di Rumah Sakit saya
selalu saja memikirkan hal itu. Mulai dari tugas individu, tugas kelompok dan
tugas praktikum. Entah kenapa hal itu terus saja terngiang di kepala saya.
Rasanya ingin sekali kabur dari Rumah Sakit dan besoknya mengikuti kegiatan
pembelajaran seperti biasanya. Tetapi karena saya ingin 100% pulih ya mau ga
mau saya harus menjalaninya.
Meskipun kondisi
saya yang waktu itu tidak memungkinkan mengikuti pembelajaran dikelas, tetapi
saya masih menyempatkan diri loh untuk mengerjakan tugas. Ya sebenarnya sih
untuk menambah nilai-nilai saya yang kosong. Alhamdulillahnya, teman-teman saya
mau membantu saya dalam mengerjakan tugas-tugas.
Disana banyak sekali yang menyemangati
saya mulai dari orang tua, teman-teman, guru, perawat dan dokter pun tidak
luput untuk memberikan semangat pada saya.
1 bulan setelah saya keluar dari Rumah
Sakit, saya masih harus melakukan kemotherapy karena trombosit saya yang terus
saja menurun semenjak saya melakukan operasi. Bisa dibilang ada 4 kali tatap
muka dengan perawat yang mendampangi saya. Hahaha
Pada bulan Maret, Alhamdulillah saya sudah
bisa mengikuti pembelajaran dikelas seperti biasanya. Dan zonk nya itu hari
pertama saya masuk, disekolah sedang diadakan Try Out ke-3. Ya Allah, ternyata
saya telah melewatkan Try Out sebelumnya. Meskipun kata teman-teman saya
“yaudah biarin ajalah kan kamu mah lagi sakit.”
Pada saat pendaftaran SNMPTN, saya masih bingung dengan
pilihan saya padahal besoknya itu hari terakhir melakukan finalisasi. Apakah
saya harus mengikuti ego saya dan tidak memikirkan keadaan fisik saya? Karena
jika saya memilih Teknik Geologi UNPAD, saya langsung berpikir “yang namanya
teknik pasti ga selalu diruangan kan? Ada aja yang harus dilakukan di luar
ruangan seperti ke daerah-daerah dan pasti nguras tenaga banget.” pikirku.
Pada hari itu,
langit sudah mulai gelap. tetapi saya bersama kedua teman saya masih saja sibuk
mengurusi pendaftaran SNMPTN. Tanpa berpikir panjang, saya langsung memilih
untuk masuk ke Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia dan hanya pilihan itu
satu-satunya harapanku. “Ka, kamu yakin mau masuk situ? Terus milihnya satu
lagi, gimana kalo ga kamu lolos?” kata temanku. “Yasudah kalo ga lolos masih
ada jalur yang lain kan?” balasku.
Setelah selesai
Ujian Nasional, tepatnya tanggal 9 Mei 2015 merupakan hari yang paling
ditunggu-tunggu sekaligus bikin deg-degan karena takut tidak lolos masuk
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang diinginkan. Jarum jam menunjukkan pukul
14.30 tapi hasilnya itu keluar jam 17.00 masih lama dan bingung mau ngapain
juga. Jadi saya putuskan untuk tidur sebentar.
Ketika saya bangun,
kira-kira jam 19.00 saya mengecek hp dan sudah banyak pesan masuk. Dan ternyata
pesan itu merupakan ucapan selamat dari teman-temanku karena saya telah
berhasil lolos menyingkirkan ribuan pendaftar hahaha. Aneh tapi nyata saya
masih tidak menyangka saya dapat lolos SNMPTN.
Saya bersyukur pada
Allah SWT karena telah mengabulkan permohonan saya. Mungkin ini adalah hadiah
dari Allah SWT karena saya telah sabar menjalani cobaan yang telah diberikan
pada saya dan sekaligus hadiah untuk orang tua saya karena dengan diterimanya
saya di Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia ini, saya dapat membuat
mereka tersenyum kembali setelah cobaan tersebut.
Pada tanggal 10
Juni, saya dengan teman saya dengan antusiasnya melakukan registrasi ke UPI
Bumi Siliwangi. Esoknya, saya harus ke BAAK untuk mendapatkan Kartu Tanda
Mahasiswa (KTM) dan Kartu Rencana Studi (KRS). Disana banyak sekali orang-orang
yang mengantri. Kira-kira jam 10 pagi saya baru selesai. Rencananya setelah
saya beres registrasi, saya ingin langsung cepat-cepat sampai dirumah nonton
tv, tiduran, makan dll. Tetapi rencana itu hilang sudah ketika ada banyak kaka
tingkat yang sudah stand by di depan pintu sibuk menanyakan fakultas para
mahasiswa baru.
Setelah itu, saya
dibawa oleh kaka tingkat ke stand Psikologi. Disana saya disuruh mengisi
formulir identitas mahasiswa baru banyak sekali yang harus diisi dan interview
juga. Disana saya diberikan arahan mengenai apa itu alur kaderisasi dan seperti
apa kedepannya. Sewaktu saya akan interview, saya kaget ketika saya melihat
kaka kelas saya sewaktu SMA dan sekarang menjadi kaka tingkat di Universitas.
Deg-degan campur malu campur lupa namanya siapa duh udah campur aduk semuanya.
Pada tanggal 25 –
28 Agustus, tepatnya jam 3 pagi saya bangun dan bersiap untuk mengikuti
MOKA-KU. Acara itu sendiri berlangsung selama 4 hari. Disana saya mendapatkan
banyak teman baru sulit sekali bertemu dengan teman sejurusan. Daripada
sendirian, mau ga mau saya harus berbaur dengan yang lain. Setiap hari selama 4
hari terus seperti itu, dan pada akhirnya acara pun selesai dan kami sudah sah
menjadi bagian dari Mahasiswa Baru Universitas Pendidikan Indonesia Angkatan
2015.
Setelah itu, saya
dan teman-teman saya dikumpulkan di depan Fakultas Ilmu Pendidikan dan disana
saya baru bertemu dengan teman-teman sejurusan. Kami diarahkan masuk ke dalam kelas
dan banyak sekali yang diperkenalkan kepada kami. Mulai dari nama-nama dosen
pengajar, jajaran staf dan organisasi seperti BEM, DPM, dan MPM.
Disini saya
dituntut untuk belajar mandiri karena lingkungannya yang sudah berbeda dengan
jaman SMA yang apa-apa masih harus disuapi. Saya melihat teman-teman saya,
banyak sekali dari mereka yang berasal dari luar Pulau Jawa dan tidak sedikit
pula yang berasal dari Kota Bandung. Saya melihat kegigihan mereka untuk
survive karena mereka sendiri jauh dari keluarga.
Hari demi hari saya
lalui, ternyata kuliah itu tidak seindah seperti yang sering saya lihat di Ftv.
Tugas-tugas yang setiap minggunya bermunculan, kadang juga tiba-tiba ada kuis
mendadak. Yang dulunya masih menggunakan serangan putih abu sekarang bingung
karena setiap harinya mengunakan baju yang berbeda. Rasanya ingin sekali balik
ke jaman SMA tapi itu tidak mungkin terjadi karena saya ingin mengejar
cita-cita saya menjadi seorang psikolog.
Terasa berat
memang, karena harus beradaptasi dengan sistem pembelajaran yang baru. Jam yang
selalu berbeda-beda dan tidak menentu itu. Apalagi kini saya harus ngomongin
orang yang belum pernah saya kenal sebelumnya seperti Wund, Freud dan Jung. Ya
nikmati sajalah toh baru semester awal ini masih banyak rintangan yang akan
datang.
Mungkin sekian
cerita pengalaman dari saya mohon maaf bila ada salah-salah kata. Wassalamualaikum
wr.wb
Sma nya jurusan ipa / ips / bahasa?
BalasHapusDi Psikologi buku-bukunya pake bahasa inggris smua ka? Orng yng g bisa bahasa inggris apa bisa masuk ke Psikologi?
BalasHapusBagaimana dengan anak SMK kak?? Bisakah saya mengambil fakultas ilmu psikologi??
BalasHapuskalo smk bisa masuk psikologi gaaaaa??
BalasHapuskalo smk bisa masuk psikologi gaaaaa??
BalasHapus