Senin, 14 Desember 2015

Front of The Class


Assalamualaikum Wr. Wb


Hi Readers! Kembali lagi dengan postingan baru
Jangan bosen dulu karena postingan kali ini akan lebih menarik dari postingan sebelumnya ya meskipun tentang film juga ya I hope you like it!
Sejujurnya masih dengan alasan yang sama yaitu untuk memenuhi mata kuliah Sosiologi Antropologi.

Nah, film yang akan saya review kali ini berjudul Front of The Class. Mungkin sebagian dari kalian ada yang sudah menonton film ini.

Langsung aja yaa..

Berawal dari kisah seorang anak bernama Brad Cohen yang memiliki penyakit yang jarang sekali kita dengar yaitu Tourette Syndrome. Penyakit ini merupakan sebuah gangguan yang terjadi pada bagian otak dan membuat penderita menjadi sulit untuk mengontrol diri atau berkonsentrasi sehingga penderita menjadi sering mengeluarkan suara-suara dan gerakan yang aneh akibat tidak terkontrolnya saraf motorik.

Brad mengidap penyakit tersebut sejak berusia 6 tahun. Sejak kecil, ia selalu mendapatkan banyak tekanan dari lingkungannya seperti menjadi bahan ejekan teman-temannya karena dia sering mengeluarkan suara dan gerakan yang aneh. Bahkan guru dan ayahnya pun sering kali kesal terhadap perilakunya tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, Brad kecil belajar akan setiap masalah yang ia hadapi saat ini bukanlah permasalahan yang membuatnya patah semangat melainkan membuatnya menjadi bekerja keras untuk menggapai apa yang ia impikan sebelumnya yaitu menjadi seorang pengajar.

Suatu hari saat Brad kecil dipanggil menghadap kepala sekolah, ia ditawari untuk menghadiri pertunjukan orchestra sekolah. Tetapi Brad kecil sadar bahwa kehadirannya hanya akan mengganggu jalannya pertunjukan. Namun, kepala sekolah bersikeras memaksa Brad kecil untuk menghadiri pertunjukan yang sangat dinantikan oleh seluruh siswa sekolah tersebut. Akhirnya, ia pun meng-iyakan dan mengahadiri acara tersebut. Sepanjang jalannya acara, hal yang tidak ia inginkan malah terjadi karena Sindrom Tourette yang diidapnya itu yang membuat teman-temannya melihat sinis karena perilakunya yang membuat pertunjukan orchestra menjadi tidak enak didengar. Setelah semua memandang sinis pada Brad kecil karena perilaku anehnya tersebut malah berbalik menjadi menghargai karena ucapan dan kesabaran karena sering dipandang berbeda dengan yang lain. Semenjak peristiwa tersebut, Brad kecil mendapatkan pelajaran berharga dalam hidupnya.

Setelah beranjak dewasa, Brad yang bercita-cita menjadi seorang pengajar kesulitan dalam menggapai impiannya tersebut. Hal ini dikarenakan Sindrom Tourette yang ia idap semenjak kecil. Setelah banyak melamar ke berbagai sekolah, ia bekerja di perusahaan ayahnya untuk menyambung hidup dan untuk mengisi kekosongan waktu hingga ia dipanggil oleh kepala sekolah tempat ia melamar pekerjaan.

            Memang hubungan antara Brad dengan ayahnya tidak begitu baik karena ayahnya yang tidak dapat menerima kekurangan dari Brad. Tetapi setelah Brad diterima mengajar dan mendapatkan prestasi yang luar biasa membanggakan yaitu menjadi guru terbaik membuat hubungan dengan ayahnya menjadi harmonis bahkan saling mendukung satu sama lain.

            Dan diceritakan juga bagian romansa cintanya yaitu bertemu dengan seorang wanita melalui media chatting yang bernama Nancy. Wanita anggun dan penyayang tersebut yang membuat Brad menjadi percaya diri dan tangguh. Lalu ada juga murid-murid yang persis seperti apa yang saya bayangkan yaitu ada yang senang mengejek, ada yang kalem lalu ada yang sering membuat keributan dikelas. Tetapi, apa yang saya tonton dalam film ini meskipun anak tersebut sifatnya seperti yang dijelaskan diatas mereka mempunyai pemikiran yang membuat kita tercengang akan pernyataannya dapat dilihat ketika Brad mendapatkan penghargaan menjadi guru terbaik. Sifat mereka yang dapat kita bilang masih kelas 2 SD tetapi dapat membuat saya yang menontonnya terharu dan berkaca-kaca.

Dari film tersebut menurut saya patut diacungi jempol. Kenapa? Karena menurut saya film ini dapat menginspirasi semua orang dan semangat juangnya pun perlu dicontoh. Dan film yang disajikan pun memang berasal dari realita kehidupan dan simple-nya film ini yang membuat cerita menjadi tidak bosan untuk ditonton.

Sekian dari saya mohon maaf bila ada kekurangan cerita. Wassalam